![]() |
| Foto Gus Roin di Sunan Sendang duwur (SASTRAPANTURA/Zuhdi) |
SASTRAPANTURA, GRESIK. Suasana senja di Sidayu seolah melambankan perjalanan waktu. Cahaya jingga memantul dari pucuk daun, menyapu pelan setiap sudut, membawa serta kisah-kisah yang terpatri dalam diam. Di sebuah ruang sederhana, denyut nadi kesenian Gresik justru berdetak dengan kuat. Di sanalah Gus Roin Sidayu berdiam, seorang sosok yang namanya telah menyatu dengan napas teater di wilayah itu. Kehadirannya bagai oase di tengah hingar-bingar zaman, menawarkan keteduhan dan kedalaman makna. Setiap gerak, setiap ucap, adalah narasi panjang tentang dedikasi yang tak lekang oleh masa.
Kiprahnya bukan sekadar catatan dalam agenda pementasan, melainkan sebuah epik tentang penumbuhan dan pembimbingan. Sejak tahun 1997, dunia teater telah menjadi kanvas tempatnya mengukir sejuta inspirasi. Konsistensinya dalam mengawal anak-anak muda pecinta seni teater adalah sebuah pilihan hidup. Tangan dinginnya telah membidani lahirnya banyak tokoh yang kini menghiasi jagad teater Gresik. Nama-nama seperti Pak Zuhdi Swt, Pak Rakay Lukman, Pak Dicky Panca Aulia, Ki Afif Caleg, Pak Lutfi Mendut, Pak Fani geblek, Pak Fatihin, Bu Midah, pak Rikhwan dan pak Fatih Sampek adalah sedikit dari sekian banyak bukti nyata pengaruhnya. Mereka adalah generasi yang ditempa dalam gubuk kreativitasnya, belajar bahwa teater lebih dari sekadar dialog dan lakon, tetapi tentang kepekaan rasa.
Kesantunan sebagai Fondasi Kreativitas
Sebagai seorang sesepuh, Gus Roin Sidayu menampilkan wajah lain dari seorang seniman. Seringkali dunia seni diidentikkan dengan sikap yang bohemian dan penuh gejolak. Namun, beliau justru hadir dengan sifat pribadi yang halus serta lembut tutur katanya. Kesantunan ini menjadi fondasi dalam setiap proses kreatif yang dibangun. Dalam ruang latihan, suaranya tidak perlu tinggi untuk didengar. Setiap kritik disampaikan dengan bijak, setiap apresiasi diungkapkan dengan tulus. Sikap inilah yang menjadikannya panutan sekaligus tokoh teater yang bersahaja.
Kelembutan itu bukanlah bentuk kelemahan, melainkan kekuatan yang mampu menembus batas ego anak muda. Di bawah bimbingannya, mereka belajar menghargai proses, menghormati perbedaan, dan memahami esensi kolaborasi. Teater, baginya, adalah cermin kehidupan. Bagaimana mungkin memainkan peran kompleks di atas panggung tanpa terlebih dahulu memahami kerumitan dan keindahan dalam interaksi manusia sesungguhnya. Filosofi inilah yang dirajut dalam setiap interaksinya, menjadikan komunitas teater yang dibina bukan sekadar kumpulan pemain, tetapi sebuah keluarga yang saling menguatkan.
KOTASEGER INDONESIA dan Warisan Abadi
Sebagai salah seorang pendiri komunitas teater sekolah Gresik KOTASEGER INDONESIA, visi Gus Roin Sidayu tentang keberlanjutan teater menemukan wujudnya yang nyata. Komunitas ini bukan hanya menjadi wadah berkumpul, tetapi sebuah laboratorium tempat nilai-nilai luhur kesenian ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. KOTASEGER INDONESIA adalah institusi tanpa dinding, tempat eksperimen dan tradisi berjalan beriringan. Melalui komunitas inilah, darah segar terus dipompa ke dalam tubuh teater Gresik.
Warisan terbesar seorang Gus Roin Sidayu mungkin tidak tercetak dalam tropi atau piagam penghargaan. Warisannya terpateri pada karakter setiap individu yang pernah merasakan bimbingannya. Lahirlah para seniman yang tidak hanya piawai memainkan peran, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian terhadap lingkungan sosial. Mereka adalah duta-duta yang menyebarkan virus cinta teater, menjadikan Gresik tidak pernah kekurangan penerus yang penuh semangat. Dari tangan seorang inilah, teater tidak mati, melainkan terus berevolusi, menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati diri.
Teladan dalam Kesederhanaan dan Ketekunan
Menjadi panutan dalam dunia teater selama lebih dari dua dekade adalah sebuah pencapaian yang langka. Konsistensi yang ditunjukkan Gus Roin Sidayu merupakan pelajaran berharga tentang makna kesetiaan pada passion. Dalam dunia yang serba instan, ketekunannya bagai lentera di kegelapan, mengingatkan bahwa ada hal-hal yang membutuhkan perjalanan panjang dan kesabaran. Kesederhanaan hidupnya justru kontras dengan kekayaan imajinasi dan pengaruh yang dimilikinya.
Figur ini mengajarkan bahwa kesenian yang agung lahir dari hati yang tulus dan kerja keras yang tanpa henti. Pengabdiannya yang tulus tanpa pamrih telah mengangkat nama Gresik di peta teater nasional, setidaknya melalui para murid yang berhasil dilahirkannya. Membaca perjalanan Gus Roin Sidayu adalah seperti membaca sebuah naskah teater yang penuh makna. Setiap babaknya mengisahkan ketulusan, setiap adegannya memperlihatkan dedikasi, dan seluruh alurnya bermuara pada satu pesan abadi. Cinta pada seni adalah pengabdian sepanjang hayat, sebuah warisan yang akan terus hidup mengalir seperti sungai, membasahi setiap tanah yang dilintasinya.
Penulis: Zuhdi
