Iklan Tintanesia
Promosi
Scroll untuk melanjutkan membaca

Longsor Malam, Jalan Utama Nagari Malai V Suku Terancam Putus

Longsor di sisi badan jalan Nagari Malai V Suku dengan material tanah dan pepohonan yang hampir menutup jalur utama. Terlihat permukiman warga tidak jauh dari lokasi longsor dan kondisi jalan tampak retak akibat tekanan tanah.
Situasi longsor yang mengancam jalan induk Nagari Malai V Suku di Kecamatan Batang Gasan setelah hujan deras berjam-jam pada Senin malam, 24 November 2025. (SASTRAPANTURA/Jeki)

SASTRAPANTURA, PADANG PARIAMAN -  Malam yang semula sunyi berubah menjadi catatan pilu ketika hujan tak kunjung reda dan tanah mulai bergerak perlahan. Di Korong Padang Jajaran, Nagari Malai V Suku, Kecamatan Batang Gasan, suara runtuhan tanah terdengar samar, namun cukup membuat warga terjaga. Dalam gelap dan basah, rasa cemas tumbuh seiring kondisi jalan induk yang kian mendekati titik putus.

Bencana ini terjadi pada Senin malam, sekitar pukul 23.30 WIB, 24 November 2025. Longsor mengancam badan jalan utama yang selama ini menjadi jalur satu-satunya penghubung Nagari Malai V Suku dengan Kecamatan Sungai Geringging. Beberapa rumah yang berada tidak jauh dari lereng juga mulai berada dalam garis ancaman.

Malam itu, sebagian warga hanya bisa memandang dari kejauhan karena hujan yang turun deras membuat langkah mereka terbatas. Namun, firasat buruk semakin kuat karena kondisi cuaca ekstrem sudah berlangsung lebih dari satu pekan. Angin kencang, hujan berkepanjangan, dan tanah yang jenuh air membuat situasi semakin rentan.

Akses Transportasi Terancam Lumpuh

Camat Batang Gasan, Syafrizal Ril, membenarkan kondisi tersebut dan menyebut situasi ini darurat bagi mobilitas warga. Jalan yang terdampak bukan hanya jalur umum, tetapi menjadi penghubung penting bagi distribusi barang, aktivitas harian, serta akses menuju layanan kesehatan.

"Jika jalan ini benar-benar putus, akses masyarakat akan terputus dan mempersulit penanganan darurat serta aktivitas sehari-hari," ungkapnya.

Situasi jalan yang nyaris kena longsor. (SASTRAPANTURA/Jeki). 

Selama beberapa hari terakhir, kondisi cuaca memang tidak bersahabat bagi wilayah Padang Pariaman maupun sebagian besar Sumatera Barat. Hujan yang turun tanpa jeda membuat struktur tanah labil. Longsor, banjir, dan pohon tumbang terjadi di beberapa titik, sehingga masyarakat semakin waspada.

Selain bencana longsor di Nagari Malai V Suku, laporan resmi menyebut banjir dan longsor juga terjadi di wilayah lain sejak Jumat, 21 November 2025. Sebanyak empat sungai dilaporkan meluap, merendam 14 nagari di tujuh kecamatan dan membuat 608 kepala keluarga atau 1.824 jiwa terdampak. Catatan ini menambah beban psikologis masyarakat yang masih berusaha bertahan di tengah cuaca tak menentu.

Status Tanggap Darurat dan Harapan Warga

Melihat kondisi yang terus berkembang, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menetapkan status tanggap darurat bencana pada hari yang sama. Sejumlah langkah cepat dilakukan, termasuk evakuasi warga yang tinggal di wilayah rawan dan pengadaan bantuan logistik. Semua pihak harus bergerak cepat untuk memastikan keselamatan masyarakat dan mengutamakan penanganan darurat.

Saat ini delapan dapur umum telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan pengungsi, dan 2.000 paket makanan siap saji telah didistribusikan. Namun upaya ini belum sepenuhnya meredakan keresahan karena BMKG memperkirakan cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga 27 November 2025. Situasi ini membuat banyak pihak hanya bisa berserah sembari berharap keadaan membaik.

Di tengah kesibukan petugas dan kecemasan masyarakat, suara keprihatinan juga datang dari tokoh masyarakat Nagari Malai V Suku.

"Kami berharap pemerintah segera mengatasi longsor yang mengancam badan jalan ini sebelum kondisinya semakin parah,"

"Jalan ini bukan sekadar infrastruktur, tetapi urat nadi kehidupan warga," lanjutnya lirih.

Sampai kini tim penanggulangan bencana masih berada di lokasi untuk melakukan pemetaan risiko dan merencanakan langkah teknis. Proses pembersihan material serta perbaikan jalan baru dapat dilakukan setelah kondisi cuaca dinilai aman. Hingga saat itu tiba, masyarakat hanya bisa menjaga harapan dan keikhlasan sambil tetap waspada.*

Penulis: Jeki

Baca Juga
Tag:
Posting Komentar